Translate

Search This Blog

Wednesday 22 September 2010

Semangat Diri

Menjadi manusia yang sempurna adalah sebuah hal yang mustahil untuk diwujudkan. karena sudah terlanjur ALlah swt berfirman bahwa manusia pasti akan melakukan kesalahan, apakah kesalahn besar ataupum kecil, yang sifatnya bisa ditoleransi ataupun tidak bisa ditoleransi. Yang jelas yang namanya makhluk bernama manusia akan melakukan kesalah.

Kata-kata bijak mengatakan "yang terpenting dalam hidup ini bukan berapa kali kita melakukan kesalahan, tetapi berapa kali kita pernah bangkit dan memperbaiki diri setelah kita melakukan kesalahan".

Kesalahan, mungkin itulah yang selalu terpikir dibenakku. tetapi anehnya setelah saya minta beberapa masukan dari berbagai orang yang berada disekitarku, ternyata untuk sementara belum ada kesalahn ku yang begitu besar yang akan berakibat fatal, baik bagi perusahaan, bagi karir ku maupun bagi rekan kerja ku.

Berawal dari kunjungan ke beberapa customer perusahaan tempat aku bekerja, saya beserta direksi pulang dengan membawa berbagai masalah yang harus segera diselesaikan demi kelancaran bisnis perusahaan kami. Saya begitu antusias untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada pada perusahaan ku. Keesokan harinya saya langsung mengajak meeting staff saya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Dengan penuh semangat aku menjelaskan kepada staff saya tentang apa sebenarnya akar permasalahan dari masalah yang sedang dihadapi tersebut. Tidak lupa juga saya memberi beberapa solusi untuk dapat menanggulangi masalah tersebut, atau paling tidak untuk menurunkan tingkat kesalahan tersebut, sehingga kelak dikemudian hari perusahaan kami tidak akan mendapatkan komplain dengan masalah yang sama dari para customer.

Tetapi apa yang saya dapat, tiba-tiba staff saya bilang kepada saya bahwa departemen kami akan segera dibubarkan. Sontak saja semangat menggebu ku langsung runtuh tak berbekas. Semangat yang telah menggelora didalam pikiran ku, tiba-tiba lenyap dan runtuh begitu saja dengan ucapan tersebut. Konsentrasi ku langsung buyar dan aku langsung berpikir "ya sudah lah, buat apa kerja ngoyo, lha wong yang akan menikmati hasilnya orang lain". Selama beberapa jam aku berpikir harus bagaimana aku menjalani ini semua.

Langsung terlintas dalam pikiran ku okelah kalau begitu, langsung saja ku buat laporan pertanggungjawaban selama saya memimpin departemen baru tersebut, lengkap dengan progress yang telah aku buat selama 6,5 buylan ini. Malam tak menjadi halangan bagi ku untuk merampungkan laporan tersebut, sampai jam 2.30 malam saya belum tidur karena ingin segera menyelessaikan laporan tersebut. Setelah selesai, dengan bantuan partner kerja ku, Rima namanya, kami mengedit laporan tersebut hingga menjadi laporan dengan tata bahasa yang baik. Setelah selesai di edit, laporan tersebut saya cetak dan saya langsung menemui Bapak Manajer Operasional.

Disitulah saya langsung mengungkapkan apa yang sedang saya pikirkan dan langkah apa yang saya ambil. Pada saat itu saya berkata " Pak kalau seadainya kabar yang saya dengar ini (departemen yang aku kepalai akan dihilangkan), maka silahkan mencari yang lain saja untuk menanganinya, karena saya tidak mau jerih payah selama ini dinikmatri orang lain. Dan yang perlu Bapak tau saya kerja di sini bukan untuk mencari jabatan, jadi kalau memang kabar itu benar sekali lagi saya ulangi silahkan mencari yang lain, saya tidak mau untuk diberi jabatan itu. Dan terus terang saja saya sudah kehilangan semangat untuk memperbaiki departemen itu".

Saya bukan bercanda untuk masalah yang satu ini, atau saya hanya menggertak, karena keputusan yang saya ambil tadi sudah saya pikirkan dalam beberapa hari. Tetapi apa yang terjadi, mulai saat itulah para direksi mulai membucarakan strukktur otganisasi yang baru setelah pemisahan departemen ku tadi. Sampai pada suatu hari Bapak Direktur perusahaan tempat ku bekerja berkunjung ke pabrik. Disanalah terjadi pembicaraan yang agak lama untuk mengklarifikasi bagaimana sebenarnya yang seharusnya terjadi dan dijalankan. Dan ternyata kabar yang saya dengar itu tidak lah benar.

Tapi apa mau dikata, semangat saya sudah mulai terkikis habis, dan sekarang saya harus mulai untuk membangkitkan semangat lagi, hala yang agak susah direaliosasikan karena sudah pernah sakit hati dan sudah terlanjur malas untuk membangkitkan. Tetapi salau begitu aku mecoba untuk tetap profesional dan harus bisa semangat lagi untuk bisa menunjukkan bahwa aku bisa melewati periode sulit ini.

Semangat!!! Ayo Bangkit Lagi!!!



Rabu, 22 September 2010
Bambang Priyanto