Translate

Search This Blog

Tuesday 21 March 2017

Asal Usul Nama "Gobak Sodor"



Anak-anak zaman sekarang mungkin hanya sedikit yang mengenal permainan tradisional gobak sodor. Tetapi untuk para generasi 90 an awal dan 80 an atau malah sebelumnya pasti faham dengan permainan ini. Saya pribadi teringat ketika memainkan permainan ini, bahkan harus menutup jalan beberapa meter bahkan puluhan meter. Dan lebih asyik lagi ketika permainan ini dimainkan di malam hari pas terang bulan. Dengan kondisi saat dulu belum ada listrik, praktis setelah belajar (segeknya aja belajar, padaha ya nggak,..wkwkwk) atau pulang dari mengaji di masjid hampir semua anak-anak dari usia 7-18 tahun berkumpul di jalan desa untuk memainkan permainan ini.
Permainannya cukup sederhana, pemain dibagi ke dalam 2 tim, tim pertama berperan menjadi penjaga, jangan sampai ada yang lolos dan balik ke titik awal, sedangkan tim yang lain harus berusaha melewati semua hadangan oleh tim lawan dan tidak tersentuh sedikitpun oleh tim penjaga. Seru—sungguh seru!!!.
Tetapi tahu kah kita mengapa permainan itu dinamakan gobak sodor???
Jawabannya pasti kemana-mana..Oke??
Saya akan coba menjelaskan sedikit tentang asal usul kata tersebut. Tetapi ini hanya sekedar kira-kira ya,…wkwkwkw

Gobak sodor menurut perkiraaan saya sudah dimainkan sejak zaman penjajahan dulu. Bahkan anak-anak para penjajah pun ikut-ikutan memainkan permainan seru nan mengasyikkan ini. Pada saat itu belum tahu namanya permainan apakah itu, pokoknya mainnya gitu aja,…suatu saat ternyata ada anak berkebangsaan Inggris yang ikut bermain sampai lupa waktu pulang, sehingga dicari-cari oleh kedua orang tuanya. Setelah lama mencari akhirnya ketemulah anak tersebut. Dan orang tuanya langsung menanyai anaknya tersebut,
Father : Hey son, lets we go home!!.
Son : OK Dad, I was played the game that was amazing
Father : What the game you did??
Son : I don’t know the name of the game, but the role of the game is go back through the door
Father : What?? Go Back Through The Door?

Mendengar percakapan itu salah satu anak pribumi menyampaikan kepada teman-temannya dalam bahasa jawa :
A : cah-cah aku mau krungu ronal ditakoni karo bapake, ko ngopo koe?? Terus dek’eki ngomong jarena go bak e…. dor, opo yo,.. go bak so dor jarene, berarti dolanan iki bahasa inggrise ki gobak sodor,..
Wkwkwkw…seperti itulah cerita asal-usul nama permainan Gobak Sodor.

Note : ada kurang dan lebih nya harap dimaklumi ya..hehehe…


NB : jangan lupa Kunjungi juga blog saya yang lain ya di weddingpotografi.blogspot.com 

Saturday 28 June 2014

Lowongan Pekerjaan


LOWONGAN PEKERJAAN
URGENTLY REQUIRED!!!

Kami PT Sinar Pematang Mulia II, Lampung, sebuah perusahaan Bidang Agroindusitri, yang secara spesifik memproduksi Tapioka yang sedang berkembang pesat mencari tenaga kerja yang handal dan memiliki integritas untuk mengisi posisi sebagai :

STAFF QC FINISHED PRODUCT

Kualifikasi :
1.       Laki-laki atau perempuan
2.       Usia minimal 21 tahun
3.       Pendidikan minimal D III jurusan kimia, Teknologi Hasil Pertanian, Teknologi Pangan,
4.       Diutamakan yang sudah mempunyai pengalaman, freshgraduate dipersilakan
5.       Bisa melakukan analisa kimia dan menguasai statistik dasar
6.       IPK Minimal 2,90
7.       Bersedia menaati peraturan perusahaan

Berkas lamaran ditunggu sampai 7 Juli 2014.

Bagi yang berminat harap segera menghubungi saya, Bambang Priyanto di : bambangpriyanto3@gmail.com

Thursday 28 June 2012

Merubah tanda koma menjadi titik pada Excel

Pernah juga mungkin agan-agan sekalian mengalami kejadian yang sangat membosankan dalam mengolah data menggunakan MS Excel, misalnya separator angka yang sudah kita setting menggunakan tanda titik (.) ternyata tiba-tiba berubah menjadi koma (,). Wal hasil,... semua formula yang telah kita buat akan error.


Nah kejadian inilah yang baru saja saya alami,..semua formula yang tadinya sudah benar tiba-tiba menunjukkan hasil #VALUE!. Sepintas mungkin kita jengkel, karena kita harus merubah berbagai formula yang kita buat, terlebih kalau formula yang kita input adalah formula bertingkat,..

Tapi tenang saja agan-agan sekalian jangan kuatir, saya akan mencoba membagi cara mengembalikan seperti semua (tanda separator desimal kembali ke titik (.) lagi).

To the Point saja,..

1. di work sheet yang bermasalah buka tab File, kemudian klik option
2. Selanjutnya pilihlah tab Advance dan lihatlah ke bagian Use System Separator, jika tercentang, maka hilangkanlah centangnya dengan cara di klik di gambar centang nya
3. Kemudian klik OK, maka angka pada work sheet akan kembali seperti semula (pemisah desimal adalah tanda titik (.))

Langkah ini juga bisa dilakukan untuk sebaliknya,..

Note: langkah ini saya lakukan di MS. Office 2010.

sekian tips kali ini,..semoga bisa membantu,..

Saturday 9 June 2012

Update Pemain Winning Eleven 8i

Bagi temen-temen yang masih hoby maen WE8 ni aku udah buatin update-an pemainnya, update-an meliputi :

Per Mertersacker sudah ke Arsenal
Papiss Cisse sudah ke Newcastle
Maduro ke Sevilla
Shinji Kagawa ke MU
Christian Tello-I. Cuenca ke tim Utama Barca
dan masih banyak lagi,...yang aku sampe lupa karena lumayan banyak,..


ini saya share via 4shared saja biar agak enak dan bisa didonlot agan agan sekalian Lansung aja gan,..

http://www.4shared.com/file/BFJYyvna/KONAMI-WIN32WE8UOPT.html

Monday 13 February 2012

Menikah (Tak Hanya Memadu Kasih)


Nasehat untuk yang belum menikah, seperti penulisnya :

Menikah
(Tak Sekedar Memadu Cinta)

 "Rumahku surgaku", sebuah kalimat yang pernah disabdakan  Rasulullah SAW secara singkat saat salah seorang sahabat bertanya mengenai rumah tangga beliau. Sebuah ungkapan yang mungkin tak  terhingga nilainya, dan tidak dapat diukur dengan parameter apapun. Sebuah idealisme yang menjadi impian semua keluarga. Tapi untuk mewujudkannya dalam sebuah rumah tangga (keluarga) ternyata tidaklah mudah. Tidak seperti yang dibayangkan ketika awal perkenalan atau sebelum pernikahan. Butuh proses, butuh kesabaran, butuh perjuangan, bahkan pengorbanan juga bekal  ilmu pengetahuan yang mencukupi!
Saat ini, persoalan dalam keluarga membuat banyak pasangan suami istri dalam masyarakat kita menjadi gamang. Baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Wajar, karena itulah hakikat hidup. Bukan hidup namanya jika tanpa masalah. Justru masalah yang membuat manusia bisa merasakan kesejatian hidup, menjadikan hidup lebih berwarna dan tidak polos seperti kertas putih yang membosankan. Namun jangan sampai masalah-masalah itu mengendalikan diri kita hingga kita kehilangan hakikat hidup.
Lihatlah akhir-akhir ini hamper disepanjang, begitu banyak pasangan yang mengajukan perceraian ke pengadilan agama dengan berbagai macam alasan. Memang yang lebih banyak terangkat adalah kisah rumah tangga para selebritis yang tak henti menghiasi layar kaca tentang rusaknya hubungan rumah tangga mereka. Tapi sesungguhnya itu hanya puncak sebuah gunung es. Karena masyarakat awam pun tak sedikit yang rumah tangganya bermasalah, bahkan mereka yang mendapat sebutan aktivis dakwah. Padahal yang perlu kita ingat-ingat dan kita sadari bahwa perceraian adalah hal yang paling dibenci oleh Allah, walaupun Allah telah menghalakan cara tersebut. Bahkan dengan adanya perceraian tersebut ‘arsy-nya Allah pun sampai bergoyang karena adanya dua insan yang memutuskan bercerai dan memutus hubungan keluarga yang telah terjalin, dengan alasan apapun.
***
Begitu banyak buku-buku pernikahan yang beredar di pasaran, bahkan sebagian menjadi best seller. Tak hanya buku-buku non fiksi, bahkan para fiksionis pun lebih senang mengangkat tema-tema merah jambu karena lebih disukai pasar. Isinya kebanyakan bersifat provokatif kepada orang-orang yang belum menikah agar segera menikah (seperti saya ini contohnya, baru punya rencana tapi belum merealisasikannya). Namun sayangnya hampir semua buku-buku itu isinya terlalu melangit. Banyak yang membahas hanya dalam hal-hal yang lebih bersifat menyenangkan. Padahal dalam berkeluarga itu tidak hanya senang saja bahkan ada disebagian keluarga porsi waktu duka lebih banyak dibanding waktu bahagia karena terbatas dengan segala kekurangan atau bahkan kelebihan yang dimiliki.
Yan banyak dibahas adalah pernikahan (kehidupan rumah tangga) pada sisi yang indah dan menyenangkan. Sementara sisi "gelap" pernikahan jarang sekali dikupas tuntas. Seperti tentang kehidupan setelah pernikahan, tentang biaya-biaya berumah tangga, dan hal-hal lain yang tentu tidak sepele dalam rumah tangga. Atau bahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keluarga besar yang tidak jarang menghadirkan perbedaan pendangan diantara pasangan.
Isitrahatlah sejenak dari bermimpi tentang pernikahan. Jika mimpi itu hanya berisi bagaimana mengatasi rasa gugup saat akad nikah. Atau tumpukan kado dan amplop warna-warni menghiasi 'bed of roses'. Atau kalau hanya mengharap salam indah dan atau jawaban salam dari kekasih. Apalagi membayangi bisa menatap, berbicara dan menghabiskan waktu bersama belahan hati tercinta.
Pernikahan tidak cuma sampai di situ, sobat. Ada banyak pekerjaan dan tugas yang menanti. Bukan sekedar merapihkan rumah kembali dari sampah-sampah pesta pernikahan, karena itu mungkin sudah dikerjakan oleh panitia. Bukan menata letak perabotan rumah tangga, bukan juga kembali ke kantor atau beraktifitas rutin karena masa cuti habis.
Tapi ada hal yang lebih penting, menyadari sepenuhnya hakikat dan makna pernikahan. Bahwa pernikahan bukan seperti 'rumah kost' atau 'hotel'. Di mana penghuninya datang dan pergi tanpa jelas kapan kembali. Tapi lebih dari itu, pernikahan merupakan tempat dua jiwa yang menyelaraskan warna-warni dalam diri dua insan untuk menciptakan warna yang satu yaitu warna keluarga.
Di tengah masyarakat yang kian sakit memaknai pernikahan, semoga kita tetap memiliki sudut pandang terbaik tentangnya. Betapa banyak orang yang menikah secara lahir, tapi tidak secara batin dan pikiran. Tidak sedikit yang terjebak mempersepsikan pernikahan sebatas cerita roman picisan dan aktifitas fisik. Hingga wajar jika banyak remaja yang belum menikah saat mendengar kata menikah adalah kesenangan dan kenikmatan. Hal itu ditunjang oleh buku-buku pernikahan yang isinya ngomporin. Sementara sesungguhnya yang harus dilakoni adalah tanggung jawab dan pengorbanan.
Memang pernikahan berarti memperoleh pendamping hidup, pelengkap sayap kita yang hanya sebelah. Tempat untuk berbagi dan mencurahkan seluruh jiwa. Tapi jangan lupa bahwa siapapun pasangan hidup kita, ia adalah manusia biasa. Seseorang yang alur dan warna hidup sebelumnya berbeda dengan kita. Seberapa jauh sekalipun kita merasa mengenalnya, tetap akan banyak 'kejutan' yang tak pernah kita duga sebelumnya. Upaya adaptasi dan komunikasi bakal jadi ujian yang cuma bisa dihadapi dengan senjata yang bernama kesabaran.
Pasangan kita, yang kita cintai adalah manusia biasa. Dan ciri khas makhluk bernama manusia adalah memiliki kekurangan dan kelemahan diri. Memahami diri sendiri sebagai manusia sama pentingnya dengan memahami orang lain sebagai manusia. Pemahaman ini penting untuk dijaga, karena cepat atau lambat kita akan menemukan kekurangan atau kebiasaan buruk pasangan kita.

Oleh karena itu, bagi yang belum menikah, jangan terlalu banyak menghabiskan waktu dengan memilih pasangan hidup saja. Apalagi parameternya tak jauh dari penampilan, fisik, encernya otak, anak orang kaya, pekerjaan mapan, penghasilan besar, berkepribadian (mobil pribadi, rumah pribadi), berwibawa (wi...bawa mobil, wi...bawa handphone, wi...bawa laptop), dan sebagainya.

Tapi, pernahkah kita berpikir untuk membantu seseorang yang ingin mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik hari demi hari bersama diri kita?

Lebih dari itu, pernikahan dalam konteks dakwah merupakan tangga selanjutnya dari perjalanan panjang dakwah membangun peradaban ideal dan tegaknya kalimat Allah. Namun tujuan mulia pernikahan akan menjadi sulit direalisasikan jika tidak memahami bahwa pernikahan dihuni oleh dua jiwa. Setiap jiwa punya warna tersendiri, dan pernikahan adalah penyelarasan warna-warna itu. Karenanya merupakan sebuah tugas untuk bersama-sama mengenali warna dan karakter pasangan kita. Belajar untuk memahami apa saja yang ada dalam dirinya. Menerima dan menikmati kelebihan yang dianugerahkan padanya. Pun membantu membuang karat-karat yang mengotori jiwa dan pikirannya.
Menikah berarti mengerjakan sebuah proyek besar dengan misi yang sangat agung yaitu melahirkan generasi yang bakal meneruskan perjuangan. Pernahkan terpikir betapa tidak mudahnya misi itu? Berawal dari keribetan kehamilan, perjuangan hidup mati saat melahirkan, sampai kurang tidur menjaga si kecil? Ketika bertambah usia, kadang ia lucu menggemaskan tapi tak jarang membuat kesal. Dan seterusnya hingga ia beranjak dewasa, belajar berargumentasi atau mempertentangkan idealisme yang orangtuanya tanamkan. Sungguh, tantangan yang sulit dibayangkan jika belum mengalaminya sendiri...(sekali lagi seperti saya ini, hehehe,..)
Menikah berarti berubahnya status sebagai individu menjadi social (keluarga). Keluarga merupakan lingkungan awal membangun peradaban. Dan tentu sulit membangun peradaban jika kondisi 'dalam negeri' masih tidak beres. Maka butuh keterampilan untuk memanajemen rumah tangga, menjaga kesehatan rumah dan penghuninya, mengatur keuangan, memenuhi kebutuhan gizi, menata rumah, dan masih banyak lagi keterampilan yang mungkin belum atau mungkin lebih tepatnya tak pernah terpikirkan oleh kita...
Ini bukan cerita tentang sisi "gelap" pernikahan (wong saya sendiri belum nikah!). Tapi seperti briefing singkat yang menyemangati para petualang yang bakal memasuki hutan belantara yang masih perawan. Yang berhasil, bukan mereka yang hanya bermodal semangat. Tapi mereka yang punya bekal ilmu, siap mental dan tawakkal kepadaNYA. Karena pernikahan bukanlah sebuah keriaan sesaat, namun ia adalah nafas panjang dan kekuatan yang terhimpun untuk menapaki sebuah jalan panjang dengan segala tribulasinya.
Pernikahan adalah penyatuan dua jiwa yang kokoh untuk menghapuskan pemisahan. Kesatuan agung yang menggabungkan kesatuan-kesatuan yang terpisah dalam dua ruh. Ia adalah permulaan lagu kehidupan dan tindakan pertama dalam drama manusia ideal. Di sinilah permulaan vibrasi magis itu yang membawa para pencinta dari dunia yang penuh beban dan ukuran menuju dunia mimpi dan ilham. Ia adalah penyatuan dari dua bunga yang harum semerbak, campuran dari keharuman itu menciptakan jiwa ketiga.
Semoga artikel ini bias menembah wawasan bagi saya khusunya, dan bagi yang membaca ini pada umumnya, agar pandangan kita terhadap pernikahan bias berimbang, tidak melulu hanya membayangkan setelah menikah dengan pujaan hati, hidup bersama dengan penuh cinta kasih, bahagia, memiliki anak, dll, tapi harus kita ketahui bahwa segala resiko setelah kita mengucapkan ‘biqobbiltu nikakhaha bil mahril madzkur’ (kalo gak salah ya) atau ‘saya terima nikahnya ,… binti ,…, dengan mas kawin tersebut tunai’ sangatlah besar. Tanggung jawab dan kesabaran harus menjadi yang nomor satu untuk bisa tetap menjalankan semuanya agar tetap sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepada hambanya. Semoga kita bias menjadi keluarga yang bahagia dikemudian hari sampai tutuk  pol ajal pati kita masing-masing, Amieen!!

By Iyanoo_Jokam


Sumber : http://artikelkita.blogspot.com yang telah dimodifikasi

Saturday 8 October 2011

Sejarah Perkembangan Ball Point

 Mungkin Tak pernah terpikirkan oleh kita susahnya merancang pulpen atau ballpoint. Pulpen atau bolpen adalah sejenis alat tulis (secara spesifik merujuk kepada sejenis pen) yang bentuk dan ukurannya mirip dengan pensil. Pulpen populer karena murah dan mudah digunakan. Saking sudah lazim nya digunakan, sampai-sampai bisa dikatakan hampir seluruh manusia abad ini sudah pernah memegang pulpen. 

 
Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas. Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas.

Pulpen diciptakan oleh jurnalis Hungaria, Laszlo Biro/Ladislao Biro pada tahun 1938. Biro memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam.

Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru yang tersiri dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang. Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah cartridge, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi. dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang lazim dikenal dengan nama bolpen.

Rancangan ini kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan hingga saat ini.

Berkembangnya Bolpen
Dua orang berkebangsaan Inggris, Henry Martin dan Frederick Miles mendukung gagasan ini. Mereka kemudian ikut menekuni pembuatan alat tulis baru ini dan dijual ke Angkatan Udara Inggris yang memerlukan alat tulis yang anti bocor dan meluap untuk digunakan pada pesawat terbang yang digunakan pada Perang Dunia II.

Pada waktu yang bersamaan, di Amerika Serikat, Milton Reynolds asal Chicago membeli alat tulis baru itu. Ia kemudian menyempurnakannya dan menjualnya kepada tentara Amerika. Namun bolpen itu masih belum sesempurna bolpen yang ada pada saat ini.

Franz Szech, seorang warga California, berusaha mencari tinta yang sempurna dan berhasil membuat tinta tersebut dari dapur rumahnya.Tinta itu jauh lebih awet dan tahan lama berada dalam bolpennya, namun sayangnya tinta itu lambat laun menjadi kering bila terkena udara.

Setelah perang dunia II usai, orang-orang berkumpul di etalase pusat pertokoan Gimbels di New York. Di etalase ini disediakan sebuah tanki air besar yang dikerumuni oleh pengunjung. Tangki air ini digunakan untuk mendemonstrasikan alat tulis berupa pena yang digunakan dibawah permukaan air. Pena tersebut dipromosikan menggunakan tinta buatan Szech.

Bolpen Ruang Angkasa

Sebelum menggunakan bolpen khusus, para antariksawan atau astronot memakai pensil karbon biasa karena bolpen biasa tidak akan bisa digunakan akibat tekanan vakum di luar angkasa yang akan menyedot habis tintanya.

Bolpen khusus ruang angkasa dirancang oleh Paul C. Fisher, pada bulan juli 1966. Uji coba pena tersebut meliputi kondisi di bawah air, ruang tanpa bobot dan tekanan hampa. Pena ini diuji pertama kali oleh Dr Robert Gilruth, Direktur NASA, di Houston, Texas. Pada tahun 1967, bolpen ini lulus ujian dan dipilih untuk digunakan oleh para astronot Apollo.

Karena bolpen biasa menggunakan gaya gravitasi bumi untuk mengeluarkan tintanya. Maka harus ada lubang untuk pernafasan di ujung atas tabung resorvoirnya. Namun untuk bolpen ruang angkasa, lubang pernapasan ini tidak mungkin bisa diaplikasikan karena tinta akan tersedot habis oleh tekanan vakum di luar angkasa. Maka dari itu, tintanya dibuat dari bahan rumit. Misalnya, thixotropic, solid-gel ink, cohesive, adhesive dan visco-elastis (bentuknya seperti permen karet). Tinta ini mampu melawan tekanan hampa di luar angkasa. Tinta dijamin tidak akan kering selama 100 tahun.

Masih tentang bolpoinnya, karet sealant-nya ekstra keras dan rapat untuk menahan tinta tak tersedot oleh tekanan vakum. Tapi disisi lain, tinta harus bisa dikeluarkan bila bolpen digunakan. Karet ini diriset dan direkomendasi oleh NASA. Untuk mendorong agar tinta keluar, di tabungnya yang berukuran setengah jari kelingking itu diisi gas Nitrogen berkekuatan 3,139 kg/cm, gas yang dipakai untuk peredam kejut dan ban mobil balap F-1. Pada suhu beku -15,12 derajat Celsius atau panas 662,4 derajat Celsius, pena tetap berfungsi.

Sementara itu, ujung pena terbuat dari stainless steel (baja tahan karat) berbentuk bola yang akan berputar seirama pena digerakkan. Tinta thixontropic yang menempel di bola baja ini sangat halus sehingga mampu menyelip diantara karet sealant viscoelastic. Walaupun halus, tinta ini mampu tetap tegas terbaca dan hampir tidak tergantung dalam kondisi apapun dimana bolpen ini bisa dipakai.


Selain NASA, Bolpen yang bermerk Fisher's Space Pen tak cuma dipakai para astronot dan NASA. Pemerintah Rusia juga menggunakan bolpen ini untuk kosmonotnya.


Kisah dibalik bolpen antariksa
Bolpen Fisher's space pen ini juga menyimpan kisah lain dari misi pendaratan manusia pertama di bulan yang dimana para astronot itu nyaris tidak bisa kembali ke bumi.

Ketika tugas di bulan selesai dan para astronot harus kembali ke bumi, tiba-tiba terjadi insiden. Saat mereka kembali ke lunar module, tiba-tiba salah satu dari tas penyangga (life support ) melayang dan menghantam plastik pelindung saklar starter mesin lunar Module. Tidak dijalaskan siapa pemiliknya.

Insiden ini berakibat fatal. Plastik pelindung ini ternyata cukup rapuh dan tak sanggup berfungsi sebagai pelindung. Akibatnya saklar rusak dan mesin roket tidak mau hidup.

Masalah seperti ini memang sudah diperhitungkan dan harus bisa diantisipasi. Antara astronot dan cotrol room di Houston terjadi komunikasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Sebenarnya masalah itu mudah, mesin bisa dihidupkan dengan menggunakan obeng. Namun kendalanya astronot tidak dibekali kunci-kunci untuk menekan bobot. Kemudian dari eksperimen kilat, badan pena ruang angkasa Fisher tersebut mampu menghantarkan listrik dengan daya listrik, tegangan listrik, kuat arus listrik dan hambatan listrik ekstra presisi dan semua telah dipenuhi oleh bolpen tersebut. Berkat bolpen yang dibawa tersebut yang digunakan untuk menghubungkan aliran listrik pada saklar yang rusak tersebut, para astronot dapat kembali ke bumi dengan selamat.

Kisah ini diungkap oleh John McLeish humas NASA yang dikarantina bersama Edwin Aldrin dan Neil Amstrong] setelah mereka berdua selamat mendarat di bumi. Kisah ini tidak terekspos karena semua orang pada waktu itu termasuk NASA terkesima dengan pendaratan manusia di bulan. 

Mungkin sepenggal sejarah ini bisa membuka pengetahuan kita bahwa sesederhana apapun alat yang kita jumpai saat ini, itu semua sudah cukup menyita waktu, tenaga, dan pikiran sang perancangnya. Maka janganla meremehkan suatu karya, karena dibalik setiap karya pasti ada jerih payah yang teramat sangat. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita.

Sumber : http://www.hajsmy.us/2011/09/sejarah-asal-muasal-pulpen.html dan www.fernhouse.com